Finally,
I came to realize that moving on is all about letting go of the past.
People in our life, come and go. We gotta move to another phase to let us walk from our comfort-zone. Comfort-zone is not always meaning a happy state. You can be unhappy and hurt, but it's way too comfort to leave. Some times we are afraid to walk. It is not we're afraid that future that we predict will bring more happy endings, but it's the past that holds us. The memory of the past, the happiness we felt, the unforgettable moment, and the person--that time, they're haunting us. Our hope to feel them again in the future, the fear of loosing a precious memory if we let them go, a comfort feeling that fixated us in one particular point.
You love someone. It can be anyone, you love. It is either make you the happiest person alive or the most suffer person. But together, separation, and letting go are likely involved in the process of loving someone. I have had many times of letting go off my someone(s).
If it was a test I should have had a perfect score, but it's someone. Or more. It belongs thousand memories within, thousand smiles with them, countless pictures.
Not easy. But yeah, maybe we're not afraid of loosing them. But, more than that we're afraid to loose the memory, the happiness, the moment we shared. But what will you do if the person once we met in the past no longer exist now. We have no choice. God will arrange us a happiness that fits us. The one being worked in mysterious way, but you can not see it as long as you hold your past. Still wondering what ifs.
So, I came to realize that moving on is all about letting go of the past.
May God bless you, and happiness always be with you.
Tampilkan postingan dengan label thought. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label thought. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 31 Agustus 2013
Jumat, 18 Maret 2011
nerve stretching
feels like i've been sleeping all this time. ada banyak hal yang sarat akan pelajaran dan makna hidup. oke, aku curiga setelah hampir semester aku belajar Psikologi tapi sisi yang paling berkembang adalah sensitivisme berlebihan dan apa yang udah aku pelajari? ridiculous. i know. egocentric. yes. anyway, setelah sedikit ngobrol melalui pesan-pesan di jejaring sosial dengan temen SMA-ku, keadaan ketika dia bercerita tentang pengalamannya, tentang atheisme, dan agnostik, yang membuahkan kunjunganku pada blog yang sangat inspiratif. Yang buatku merupakan pemikiran yang sangat sederhana, sangat mendasar tapi sering dilupakan kita sebagai manusia. Sangat menggugah. Sehabis mbaca tulisan-tulisan itu, aku mikir, betapa dangkalnya mentalku, ketika aku seringkali gak mau memenuhi pemikiran-pemikiran konyolku. Padahal kalo mau dipikirkan lebih jauh sedikit saja, pemikiran konyol tadi akan jadi sangat esensial. Aku yakin hal yang sama pasti juga terjadi sama kalian. Kita semua seringkali gak mau melihat lebih dekat, untuk urusan yang kayaknya sepintas, "Yaudahlah, ngapai dipikirin.. udah dari sononya juga..." ini nih yang suka mematikan curiosity seseorang, padahal kita butuh curiosity yang cesspleng buat bisa lulus S1. Skipsi-research-curiosity. Haha.
Still curios sampe sekarang, kenapa orang-orang jaman dulu dan sekarang bisa membuat tulisan-tuisan yang inspirasional dan bisa bikin kita yang baca manggut-manggut kepala. Bertambah penasaran ketika aku ketemu sama para expert dalam agama dan bisa berbicara dan bersikap wisely, keadaan yang sama ditemukan pada orang yang atheis, ato pun agnostik. Atau gimana kita bisa belajar suatu nilai-nilai yang sangat bermanfaat bahkan dari orang yang lain agama yang kita pun tau hal itu diperoleh dari aplikasi dari pemahaman dia akan agamanya. Kalo udah begitu selalu bikin aku bertanya, heyy why, kenapa aku gak bisa punya pikiran begitu padahal aku percaya agamaku yang paling benar, padahal aku juga (akhirnya) tau kalo it is told in my bible too. Am I too blind? Atau memang aku yang gak pernah mau mencari tau lebih lagi. Aku sadar, masih sangat banyak ilmu di dunia ini. Terlalu banyak untuk dikuasai oleh satu manusia. Masih sangat sedikit, mungkin gak lebih dari setitik debu kalo apa yang aku punya dibandingin dengan ilmu yang terpapar alam semesta. God, I must be very arrogant. Mungkin aku bukan (belum, haha) orang yang kritis-kritis amat yang tiap ada persepsi yang gak sama terus bisa nyangkut di kepala dan bisa membuahkan pertanyaan yang wah. Seperti tadi, aku masih terlalu apatis. Bahkan terhadap pemikiranku sendiri. Tapi terlalu berlebihan untuk sensitivitas yang gak berguna. Masih banyak banget hal yang harus aku pelajari.
Tapi kadang, rasa ingin tau buat hal-hal yang remeh itu bikin hari-hari jadi sedikit lebih ruwet. Seharusnya aku melewatkan hal-hal remeh itu . Tapi gak bisa disangkal kalo setiap detail gesture manusia itu membawa pada satu tujuan yaitu ia ingin menyampaikan sesuatu dari dalam dirinya.Yeah, we all know, one thing that matter is our own perspective.
Still curios sampe sekarang, kenapa orang-orang jaman dulu dan sekarang bisa membuat tulisan-tuisan yang inspirasional dan bisa bikin kita yang baca manggut-manggut kepala. Bertambah penasaran ketika aku ketemu sama para expert dalam agama dan bisa berbicara dan bersikap wisely, keadaan yang sama ditemukan pada orang yang atheis, ato pun agnostik. Atau gimana kita bisa belajar suatu nilai-nilai yang sangat bermanfaat bahkan dari orang yang lain agama yang kita pun tau hal itu diperoleh dari aplikasi dari pemahaman dia akan agamanya. Kalo udah begitu selalu bikin aku bertanya, heyy why, kenapa aku gak bisa punya pikiran begitu padahal aku percaya agamaku yang paling benar, padahal aku juga (akhirnya) tau kalo it is told in my bible too. Am I too blind? Atau memang aku yang gak pernah mau mencari tau lebih lagi. Aku sadar, masih sangat banyak ilmu di dunia ini. Terlalu banyak untuk dikuasai oleh satu manusia. Masih sangat sedikit, mungkin gak lebih dari setitik debu kalo apa yang aku punya dibandingin dengan ilmu yang terpapar alam semesta. God, I must be very arrogant. Mungkin aku bukan (belum, haha) orang yang kritis-kritis amat yang tiap ada persepsi yang gak sama terus bisa nyangkut di kepala dan bisa membuahkan pertanyaan yang wah. Seperti tadi, aku masih terlalu apatis. Bahkan terhadap pemikiranku sendiri. Tapi terlalu berlebihan untuk sensitivitas yang gak berguna. Masih banyak banget hal yang harus aku pelajari.
Tapi kadang, rasa ingin tau buat hal-hal yang remeh itu bikin hari-hari jadi sedikit lebih ruwet. Seharusnya aku melewatkan hal-hal remeh itu . Tapi gak bisa disangkal kalo setiap detail gesture manusia itu membawa pada satu tujuan yaitu ia ingin menyampaikan sesuatu dari dalam dirinya.Yeah, we all know, one thing that matter is our own perspective.
Langganan:
Postingan (Atom)