Sabtu, 06 April 2013

malam

 sebenernya aku ragu mau ngepost ini apa ga, soalnya tulisan kali ini kayaknya tulisanku yang paling nggilani. it is too cheesy. I know that -,- tapi ini munculnya inspiring banget, jadi eman-eman kalo dibiarin di buku aja.  sebenernya pun kalo di post yang liat paling ya cuma yang follow *pun kalo ngepasi diliat :'D* dan orang-orang random yang datang ke blog karena efek samping dari liat liat materi lain di blog ini *pun kalo ga langsung di tutup karena isi sama judul suka nyeleneh*. tapi yaudah sih ya susah amat. pengen post tinggal di post aja, toh yang yang ngepost aku sendiri, akun juga aku sendiri yang punya. kalo sumber inspirasinya dateng baca ya syukur. *terus mau ngapain, ga ngerti, yaudah.* kalo ga dateng, yaudah juga. tapi kayaknya juga gamungkin baca. hahaha. masalahnya aku nulis cuma kalo lagi perasaannya di bawah. jadi ya isinya selalu gitu-gitu. however, I like my writings. whether it is good or not, I love it. it pictures my feeling. it draws what i can not say out. mungkin kadang agak lebay-lebay gimana gitu, but trust me it can happen to anyone of us. hahaha ngeles. kalo kayak gini aku jadi ngerti, kenapa ariel noah lirik lagunya keren keren, his life must be tough. hahaha. ouch. here it goes. i gave it,  
malam,
karena malam punya dua wajah, dia baik dan menangkan saat kamu seneng. di lain waktu dia bisa jadi saat paling panjang yang paling ingin kamu hindari, karena saat itulah semua hal berkelebatan di kepala. Ya Allah aku makin ngelantur aja ngomongnya. okelah. jadi ini, malam.

aku mengeluhkan tentang sedihnya perasaan yang tak berbalas
tentang bodohnya manusia yang masih mengharap
di tengah jeruji penolakan ia mencoba masuk
di antara lembaran basah ia memaksa bertahan
di dalam jemari yang goyah ia merangkai derap
tak bergeming menghenti langkah

sedihnya perasaan yang sendiri
lelahnya mengharap sendirian
sakitnya berpayah sendiri
memanggil manusia,
dan bertahan dalam sendiri,

aku mengeluhkan mengapa tak saja melengok
meski lelah tak bersuara sampai menggigil
merentang rindu menghitung bulan yang berlebih
wajah yang tak mengalahkan waktu yang berjalan

aku menyayangkan mengapa semesta begitu jauh
begitu dekat hingga ku tak dapat melihat

dalam gelapnya malam dan jeritnya langit yang sama
aku memanggil,
berujar doa yang menjalin sumbu kehidupanku padamu
aku mengharap,
dalam diam yang berujar...

(Januari-Februari 2013)