Sabtu, 23 Maret 2013

vague

talking to you I met vagueness,
saving me from the scary night but draw me into longer awake,
helping me to clear the noise but deafen me even worse,
reuniting me with the feeling of insecurity,
alone.

in this obscurity, I'm afraid I'm not really lost anymore



Maret, 2013

Kamis, 21 Maret 2013

the heart cannot heal, what the mind cannot forget

percaya true love ga? saya sih percaya-percaya aja, buktinya ada dari adama hawa, layla majnun sampe yang lagi ngetren habibie ainun. tapi masalahnya bukan mereka yang jadi masalah. terus apa. ya oke oke ini bakal ga nyampung sama prolog barusan. jadi ada hal yang mengganjal kepala beberapa hari ini.

ada istilah the heart cannot heal what the brain cannot forget,
 
lalu kata teman, memaafkan berarti melupakan,

adalagi, mencintai berarti melupakan—kesalahan maksudnya,

yang mengganjal kepala saya sebetulnya adalah, perasaan manusia. jadi sebetulnya kalo bermain dengan perasaan itu mengandalkan pikiran ato enggak. ato malah sebaliknya karena kita memikirkan suatu permasalahan makanya manusia jadi menggunakan perasaan. sebetulnya kalo mengevaluasi kejadian itu pakai otak atau hati? kalo otak kenapa bagian jantung yang terasa sakit kalo ada sesuatu yang tidak sesuai harapan? kalau pakai hati kenapa otak yang lebih banyak berkomentar? memainkan rasionalisasi yang seringkali berusaha menyelamatkan yang terasa sakit? okeoke. saya juga bingung. yang jelas belum ada skripsi tentang beginian mungkin hahaha.

saya kemudian ingat cerita dari ibu saya tentang kekasih yang ga bisa move on dari kekasihnya sampai melihat anak kekasihnya yang sudah besar. baru akhirnya dia bisa legawa dan melanjutkan hidupnya alias move on. lalu saya ingat ketika saya dihadapkan pada situasi beberapa tahun lalu. bagaimana bisa perasaan manusia bisa berganti begitu cepat? ato pikiran? tapi bagaimana dengan orang-orang di luar sana yang gabisa melepaskan perasaanya dari sesuatu atau seseorang atau peristiwa padahal secara logika seharusnya hal tersebut ga berpengaruh lagi untuk dia? lalu apa yang sebenernya dipikirkan seseorang yang melakukan seuatu yang ga dia inginkan? apa yang sebenernya dia rasakan sehingga sampai hati dengan diri sendiri berbuat demikian?

tetapi sekali lagi mungkin itulah kerennya perasaan dan logika. dua hal yang saling bertolak belakang tapi saling melengkapi. 

sebagian kecil dari kerennya Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan. jadi, siapa pendamping wisuda saya? hahaha