Senin, 28 Maret 2011

life's imperfection

gak tau deh, kalo akhir-akhir ini lagu-lagu di playlist BlackBear (uri handphone) dan kompi cantik ini berbau sendu dan mendayu kecuali Keep Your Head Down dari TVXQ yang aku puter berulang-ulang. Setelah beberapa hari terserang flu dkk dan nulari Enji (ke ke, mianne cingu-aah) akhirnya hari ini bisa agak sehat. Still supported by vitamins.

Tapi bukan itu yang menjadi pokok masalah, lagi-lagi (dan semoga terus bisa) aku dapet satu hal yang, well, bisa dibilang sebuah nilai kehidupan. Don't judge the book by its cover. Value lain adalah, teteepp, masih banyak orang susah di sekitar kita, jadi kita harus bisa tetep semangat. Whatever it is. A friend of mine, the one who has some similarities with the other one. Dari luar aku liat temenku itu, kinda almost perfect. Pinter, cerdas, akademik-non akademik, diplomatis, tampang punya, sosialitasnya bagus, dan.. pinter. Lho. Buat aku yang selama ini mempertanyakan di mana keberadaan makhluk pria dengan semua kriteria di atas, nemu temen dengan kriteria kayak gitu bikin freeze beberapa waktu. Almost kinda perfect, and I guess his life get the same way. Tapi, a lil story dari temenku yang lain dan mungkin ini benar Dan kalo enggak, ya syukur...

Anyway..Ternyata sesuatu yang kita lihat sempurna belum tentu sempurna adanya. Setiap orang punya cobaannya masing-masing. Bahwa sulit sekali buat seseorang untuk memiliki lingkaran kehidupan yang bener-bener smooth di dalamnya. Meskipun akhirnya terasa sempurna, ternyata gak semudah itu untuk bisa mencapai perasaan sempurna tadi. It has long way to go.
Perfection comes with imperfection. That's when you know your life is much worth when your imperfection gets you satisfied with. Ada rasa lega waktu tau itu. Penasaranku mungkin akhirnya kejawab tapi bukan itu, lebih kepada kesadaran bahwa gak semua orang hidup dengan mudah, karena tiap orang punya ujian sendiri-sendiri buat diselesaikan... :)

Jumat, 18 Maret 2011

nerve stretching

feels like i've been sleeping all this time. ada banyak hal yang sarat akan pelajaran dan makna hidup. oke, aku curiga setelah hampir semester aku belajar Psikologi tapi sisi yang paling berkembang adalah sensitivisme berlebihan dan apa yang udah aku pelajari? ridiculous. i know. egocentric. yes. anyway, setelah sedikit ngobrol melalui pesan-pesan di jejaring sosial dengan temen SMA-ku, keadaan ketika dia bercerita tentang pengalamannya, tentang atheisme, dan agnostik, yang membuahkan kunjunganku pada blog yang sangat inspiratif. Yang buatku merupakan pemikiran yang sangat sederhana, sangat mendasar tapi sering dilupakan kita sebagai manusia. Sangat menggugah. Sehabis mbaca tulisan-tulisan itu, aku mikir, betapa dangkalnya mentalku, ketika aku seringkali gak mau memenuhi pemikiran-pemikiran konyolku. Padahal kalo mau dipikirkan lebih jauh sedikit saja, pemikiran konyol tadi akan jadi sangat esensial. Aku yakin hal yang sama pasti juga terjadi sama kalian. Kita semua seringkali gak mau melihat lebih dekat, untuk urusan yang kayaknya sepintas, "Yaudahlah, ngapai dipikirin.. udah dari sononya juga..." ini nih yang suka mematikan curiosity seseorang, padahal kita butuh curiosity yang cesspleng buat bisa lulus S1. Skipsi-research-curiosity. Haha.

Still curios sampe sekarang, kenapa orang-orang jaman dulu dan sekarang bisa membuat tulisan-tuisan yang inspirasional dan bisa bikin kita yang baca manggut-manggut kepala. Bertambah penasaran ketika aku ketemu sama para expert dalam agama dan bisa berbicara dan bersikap wisely, keadaan yang sama ditemukan pada orang yang atheis, ato pun agnostik. Atau gimana kita bisa belajar suatu nilai-nilai yang sangat bermanfaat bahkan dari orang yang lain agama yang kita pun tau hal itu diperoleh dari aplikasi dari pemahaman dia akan agamanya. Kalo udah begitu selalu bikin aku bertanya, heyy why, kenapa aku gak bisa punya pikiran begitu padahal aku percaya agamaku yang paling benar, padahal aku juga (akhirnya) tau kalo it is told in my bible too. Am I too blind? Atau memang aku yang gak pernah mau mencari tau lebih lagi. Aku sadar, masih sangat banyak ilmu di dunia ini. Terlalu banyak untuk dikuasai oleh satu manusia. Masih sangat sedikit, mungkin gak lebih dari setitik debu kalo apa yang aku punya dibandingin dengan ilmu yang terpapar alam semesta. God, I must be very arrogant. Mungkin aku bukan (belum, haha) orang yang kritis-kritis amat yang tiap ada persepsi yang gak sama terus bisa nyangkut di kepala dan bisa membuahkan pertanyaan yang wah. Seperti tadi, aku masih terlalu apatis. Bahkan terhadap pemikiranku sendiri. Tapi terlalu berlebihan untuk sensitivitas yang gak berguna. Masih banyak banget hal yang harus aku pelajari.

Tapi kadang, rasa ingin tau buat hal-hal yang remeh itu bikin hari-hari jadi sedikit lebih ruwet. Seharusnya aku melewatkan hal-hal remeh itu . Tapi gak bisa disangkal kalo setiap detail gesture manusia itu membawa pada satu tujuan yaitu ia ingin menyampaikan sesuatu dari dalam dirinya.Yeah, we all know, one thing that matter is our own perspective.