Jumat, 28 Mei 2010

old poems

ini cuma puisi-puisi yang sudah aku buat sejak lama. dibuat dengan background bermacam-macam perasaan. kayaknya bagus, jadi aku posting aja sekarang.
cekidot :)

042506

Merpati terbang menukik
Memecah kehehingan waktu
Menyelinapi bintang

Angin mengikat memaksa pergi dari tempat fajar

Melengking keras memaksakan kehendak
Menarik kuat menahan langit
Surya kan segera datang
Merangkak lari terkejar waktu
Menganga menantikan warna
Telah mulai melukis
Bintang yang tak jua berpendar


011207

“Ku terawang indahnya cakrawala
Mengalun deras kicauan maya dalam dada
Ku bisikan cerita singkat pada malam
Tempatku berbagi tawa pedih dan semua garis yang pernah terlukis
Sebening kaca berkilau kristal yang bersulamkan api
Ku hanyutkan tawaku dalam langit penuh bintang
Ku tebarkan asa lewat mata nan ku lukiskan garis biru dalam sisi angin-angin yang mencekam
Ku katakan pada mereka secarik harap yang tak mungkin tercari
Ku lantunkan nada sunyi menggantung jiwa, mengusut kepenatan yang merindukan kedamaian...”

011607

Tak kutau arti suatu nyata
Yang kutau hanya rasa
Semua bicara yang terungkap tulis
Samar mengingkat nanar pedih
Luka yang seolah ku torehkan
Beribu tanya menghempas waktu,
Kau berbeda,
Atau ku yang perasa...

092307

In a big day
In the time of reducing age,

Did you ever love me, Dad?

030908

Detik demi detik yang terlewati
Hingga hari yang kulalui
Bait bait lantunan keputusasaan yang kurenungkan
Membuatku makin lelah
Sampailah aku pada ujung jalan
Jalan ini gelap, tak tau arahnya
Seribu tanya menggenang memenuhi
Lantunan kata yang membuatku tersadar
Jauhnya kita
Sesal menyerang, karena adanya kita
Lelahku bertanya, jengah aku berfikir
Arusmu yang melelahkan buatku jatuh di kesenyapan

Aku sadar suatu hal.

092709

Menerawang langit mencari gelap
Memandang bintang tak kunjung usai
Aku merindukan sang malam
Ketika awan tak lagi bercerita
Aku ingin menghilang kala
Awan tak lagi bercahaya

Semburat tipis senyum yang payah
Menggapai miris ia berlari
Menerobos segala fikir
Menyangkal segala yang telah ia tumpahkan
Bersusah memotong untaian dawai yang tersambung
Tertatih mematahkan rantai semu

Tapi ia gagal....
Ia gagal menegakan hatinya
Egonya terlalu besar
Matanya terlalu buta untuk waktu yang lama

Akhirnya ia kalah.
Lelah ia berpura dengan sang waktu.

Meski hitam seolah menyelubunginya
Meski caci pernah ia terima
Meski asanya seolah tak didengar
Meski titik yang berlalu
Untuk ini dia tak lagi buta
Dia belum kalah....

0 komentar:

Posting Komentar